Hari ini, 21 April 2010 adalah hari besar untuk para wanita Indonesia. Hari ini adalah hari besar bagi para wanita Indonesia karena hampir 131 tahun yang lalu lahir seorang bayi wanita yang tanpa diduga mampu mengubah pola pikir manusia Indonesia khususnya para wanita. Raden Ajeng Kartini adalah seorang anak keturunan bangsawan yang cukup beruntung pada zamannya mampu merasakan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan lainnya. Pada zaman kependudukan belanda, para wanita Indonesia sangat dibatasi dalam hal hak untuk memperoleh pendidikan. Wanita pada zaman tersebut lebih dipersiapkan untuk menjadi seorang ibu saja bukan sebagai seorang wanita yang akan menjalani kehidupan. Terdapat Dogma bahwa wanita hanya perlu melakukan urusan dapur dan ranjang saja.

Namun Raden Ajeng Kartini mencoba untuk mendobrak dominasi pria, mendobrak untuk memperjuangkan hak bahwa wanita juga patut memperoleh pendidikan, patut untuk menyuarakan pendapat dan dihargai dalam kehidupan. Bagi Kartini bukan hanya sekedar pemuas nafsu para suami, koki yang menyediakan masakan untuk pasangan atau sebagai tukang jahit yang bekerja untuk memperbaiki baju sang suami. Baginya wanita adalah mahluk tuhan yang bisa belajar, berhak belajar dan mampu berkontribusi.

Raden Ajeng Kartini memanfaatkan posisinya sebagai putri dari seorang wedana di daerah Jawa Tengah. dengan posisinya sebagai salah satu keturunan ningrat dan posisi ayahnya yang dipandang oleh kolonial belanda, maka ia mencoba untuk memberikan atau lebih tepatnya membagi ilmu yang ia miliki dengan orang-orang disekitarnya. Hebatnya semua dia lakukan dengan diam-diam.

Kartini juga merupakan seorang yang pandai menulis, salah satu buku yang menjadi karyanya yang fenomenal adalah adalah buku "Habis gelap Terbitlah Terang". Buku ini merupakan kumpulan atau rangkuman dari surat-surat Kartini. Surat-surat tersebut sarat akan cara berpikit Kartini yang "out of the box" pada zamannya. Kini Kartini telah menjadi contoh dan guru yang hebat bagi wanita-wanita Indonesia.

Viva Wanita Indonesia
Viva Indonesia